Welcome to my Life!!

hanya beberapa cuplikan kamus hidupku

Minggu, 08 Mei 2011

Beranjak dewasa bersama Mutsu


Mutsu. Begitu dia ingin dipanggil. Nama yang sebenarnya tidak ingin dia ekspos karena menurutnya terlalu “Jawa” banget. Jepang mungkin itu Negara yang hampir setiap hari memenuhi isi kepalanya. Mutsu adalah pria yang akan menginjakkan umur ke 20-nya saat bulan Oktober nanti. Orang ini adalah orang yang paling dalam hidupku. Paling menyebalkan. Paling aku benci. Paling ingin aku getok pakai palu. Tetapi dia juga sosok yang paling aku kangenin jika dia tidak meneleponku. Ironi memang. Tidak mendengar suaranya sama saja bernafas dengan menggunakan satu paru-paru.
Mutsu dari yang aku kenal adalah manusia yang tidak suka belajar. Matematika adalah hal yang dia benci. Hidupnya hanya dipenuhi dengan menggambar, bermain game, cari musuh, mendegar musik, main game lagi, dan menyendiri.
Dia tidak punya banyak teman dan juga sahabat. Sosoknya menenduhkan meskipun jika dia sudah mulai berbicara, dia sudah masuk ke dunianya sendiri. Aku suka saat melihat dia bercerita dengan antusias. Mulutnya akan komat-kamit tidak jelas artikulasinya. Malah lebih banyak menyipratkan ludah dari mulutnya. Matanya akan berbinar saat dia bercerita mengenai hal yang dia suka.
Mutsu sangat suka The Beattles. Topik perbincangan kami 70%nya adalah tentang idolanya tersebut. Dia sering hanya sekedar ingin memutarkan lagu kesukaannya lewat telepon kepadaku. Dia mencintai lagunya, sosoknya, hingga lirik, dan juga kehidupannya. Aku kagum degan orang seperti itu. Mutsu dengan segala kelebihan dan kekurangannya menjadi sempurna dimataku. Mutsu menjadi special dalam kehidupanku entah sebagai apa. Aku tidak bisa dibilang sebagai sahabatnya karena kami sudah sekitar 3 tahun tidak berhubungan lagi. Sejak dia kuliah di luar negeri. Tentu saja aku juga bukan orang terdekatnya (alias pacar) yaa karena memang bukan. Kontak-kontak aja ga pernah. Tapi, aku seperti bisa merasakan apa yang dia rasakan saat dia meng-update statusnya melalui situs jejaring sosial. Aku seperti baru melihatnya kemarin saat dia mengupload foto terbarunya lewat situs tersebut. Jujur, aku akui aku merindukan sosoknya ada lagi, mengisi hari-hariku. Dia memberiku keceriaan dengan segala tingkah laku dan banyolannya. Dia memberiku kecemburuan saat dia bercerita mengenai “love life”nya. Dia memberiku kegundahan saat dia tidak banyak bicara lewat telepon. Dia memberiku kesanjungan saat dia memberikanku banyak gambar karya tangannya untukku.
Mutsu dan aku sama-sama menyukai hewan yang sama yaitu kucing. Dulu semasa kami di sekolah dasar tingkat 5. Sosis jajanan yang kami beli sering kami sisihkan untuk si kucing. Dia pria yang mudah tersentuh dan luluh. Dari luar dia kelihatan misterius, jutek, keras, dan nakal. Dalam hatinya sangat lembut meskipun sering ditutupi dengan kekerasan hatinya. Mutsu adalah orang terlincah yang pernah aku kenal. Hobinya mungkin berjalan dan berlari. Dia suka menirukan gerakan-gerakan yang ada dalam game yang dia mainkan. Menurutku, dia sosok yang kesepian dan ingin dimengerti. Dia paling tidak suka direndahkan, diremehkan, dianggap lemah. Dia juga paling benci dengan orang-orang yang plagiat karya orang lain. Aku masih ingat cerita-ceritanya mengenai SMP-nya dulu. Dia berkata bahwa hampir setiap hari dia bertengkar. Dia kurang disukai oleh teman-teman pria di sekolahnya karena dia dianggap “freak”. Mutsu tidak “freak”.
Mutsu hanya merasa tidak ada yang bias mengerti dirinya sehingga dia tidak banyak bergaul. Mutsu adalah Mutsu. Mutsu tidak suka disama-samakan dengan orang lain. Mutsu sangat membanggakan kakak laki-laki juga kedua orang tuanya. Dia pria yang konyol sekaligus serius. Dia Mutsu yang aku rindukan.

Tidak ada komentar: